Perjalanan ini berawal dari pembicaraan yang tidak
direncanakan. Disaat 2 teman yang tidak kusangka menjadi teman
perjalanan ku nanti. Mereka memberikan waktu untukku agar aku memastikan
ikut atau tidak dalam perjalanan ini, karna ini bukan perjalanan yang
singkat yang bisa memutuskan pulang tanpa aba-aba. Ini perjalanan yang
membutuhkan keberanian mungkin bukan hanya berani tetapi tekad,
semangat, dan pastinya komitmen. Awalnya ku kira tidak mungkin, tapi
semua berjalan dibalik perkiraan ku. Ibu ku sangat mendukung. Ia mau
membiayai berapapun harganya. Katanya, untuk belajar kenapa harus takut?
Kenapa harus ragu? Insyaallah ada hasilnya.. Ini bukan perjalanan keluar negeri, tapi.... Hah!! Akhirnya
sebuah pejalanan kekampung inggris tepatnya di Kediri Jawa Timur bersama
3 temanku (Desy, Dira & Nisa) menjadi perjalanan pertama ku di
tahun ini. Ini tidak pernah kubayangkan sebelumnya gaesss..
Kamipun sudah
mulai mempersiapkan dari pemesanan tiket pesawat dan kereta api yang
akan mengantarkan kami dari Jakarta-Kediri. Semua berjalan dengan waktu
yang sangat singkat dan tentunya dalam kemudahan Allah SWT, Alhamdulillah mereka semua membantu ku
dalam pengurusan tiket dan rencana perjalanan lainnya, karna seyogyanya
saya kurang paham untuk tiket-me-niket huff soalnya bakal banyak transportasi
yang akan kami tempuh untuk kami sampai. Bismillah! Yaaa... ini bukan perjalanan sepenuhnya berlibur hehehe.
Melainkan tujuan utama kami belajar dan memahami Bahasa yang sudah
sangat dikenal dunia "Bahasa Inggris" percis dengan nama tempatnya -
Kampung Inggris. Dimana disana kami akan dimentor setiap harinya dengan
menggunakan bahasa inggris. Dan kelak sebulan kami bisa menggunakan
bahasa itu seperti bahasa yang tidak asing. Perjalanan ini juga sangat menyentuh untukku, baru ini aku
yakin tanpa harus ragu ketika beberapa orang terdekat ku menyayangnkan
semua rencana ku. Kata mereka "mau belajar bahasa inggris kenapa harus
jauh-jauh????" Menurutku, bukan hanya ilmu yang akan aku cari, tetapi aku yakin aku pasti akan menemukan sebuah pohon rindang yang hijau dan beberapa hembusan angin bersilir yang sudah lama aku rindukan. Inilah saatnya! Melakukan perjalanan bukan hanya dengan keberanian, tapi melakukakannya dengan kedewasaan, Travel Young!!
* * *
Perjalanan kami dimulai dengan fligh jam 8.40. Bukan tangis
yang menyedihkan ketika kami harus melepas pandangan mata dengan ibu
kami. Tapi kami tau, tangis mereka tangis melepas keikhlasan untuk kami
berhati-hati sampai tujuan karna kami
ciwi-ciwi cantik nihh *ngarep* dan terus berharap untuk kami akur pastinya
hehe. Haru dan tidak menyangka ketika aku melihat dan memandang mereka
yang akan menjadi teman seperjalanan ku selama sebulan. Ntah kenapa hati ku tersenyum dan merasa terjaga ketika mereka dan tempat yang akan aku datangin nanti pasti banyak
mengajari ku akan hal yang mungkin membuatku sadar.. Ini
Rencananya-Nya...
Alhamdulillah, masih dalam syukur yang mendalam kami telah
sampai di Bandara Soekarno-Hatta, setelah baru-baru ini banyak
kecelakaan pesawat mungkin membuat momok yg menakutkan untukku. Tak
banyak yang kulakukan di dalam pesawat. Hanya melihat segumpalan awan
yang terbentang luas seperti lautan. Subhanallah..Tak lama kami tiba, hanya menempuh perjalanan 2 jam. Alhamdulillah kami
sampai. Inikah jakarta? Pulau jawa yang ingin aku injak ketika aku
berusia masih 10 tahun tetapi baru tercapai ketika umurku sudah menginjak 21
tahun *menyedihkan* Dan khayalan ku akan masa kecil berwujud kenyataan. Aku senang memandangi kota ini biarpun terlihat ramai tapi mampu memanjakan mataku ditempat yang ku
bayang-bayangkan sebelumnya. Sangat ramai, tapi cukup menyenangkan. Kali
ini kami tidak berada dalam kebingungan, karna ada sanak keluarga yang
menjemput kami dari bandara menuju perjalanan kami selanjutnya. "Gimana jakarta mbak? Yahh, ginilah di jakarta, macet" dengan logat khas jawa. Bang uka namanya. Kami diantar bang uka keliling jakarta, memperkenalkan
bangunan-bangunan tinggi tempat dimana pejabat-pejabat negara duduk
dengan jabatanya. Yah ku kira semua bangunan letaknya berjauhan,
ternyata tidak, semua dapat dilihat dalam satu cakupun mata. Kami juga menyempatkan ke Kota tua dan Monas biarpun hanya
sekedar mengambil beberapa foto yang siap di edarkan untuk mencatat
perjalanan, kalau kami telah sampai disini.
Tidak terasa kami menghabiskan waktu dengan cepat. Kami
tidak boleh ketinggalan kereta api. Segera kami dan bang uka menuju
stasiun pasar senen. Hmmm seramai apakah disana? *Fikirku* . Melihat
mereka menjatuhkan pandangan, sepertinya mereka tau kami orang pendatang.
Dengan gopoh kami bawa koper kami untuk segera menukarkan tiket yang
kami pesan di online, tentunya masih dalam pengawasan bang uka hehehe.
Dan kami siap untuk berangkat meninggalkan jejak demi jejak kami di
jakarta, biarpun belum sempat melepas rindu dengan Ibu Kota yang ramai
akan perbincangan, kami mungkin akan tetap kembali dan berkunjung
"mungkin" setelah kembali dari kediri, mungkinnn....
Tuttttt...tuuutttttt. Segera kami merogoh tiket yang masih
kami letakkan asal di tas. Kereta datang tidak lama kami menunggu.
Untungnya kami Gerbong pertama. Dengan cepat kami segera masuk dan
mencari dimana kami akan duduk menghabiskan 12 jam perjalanan. Tidak
jauh ternyata, kami masih bisa berbagi cerita biarpun terpisah dalam
jarak dan orang asing tentunya. Aku dengan dira, dan desy selalu
berhadapan dengan nisa. Kali ini aku berdampingan dengan dira, dan
dihadapan kami ada sesosok lelaki lajang dan ibu separuh baya tersenyum
dengan manis karna mungkin mereka tau kami gugup duduk seperti ini
*pegel bok*. Tidak terlalu menakutkan, syukurillah dihadapan dengan
orang yang baik nan ramah. Mungkin, tanpa harus tau nama mereka, hanya
duduk berhadapan dengannya, sedikit dapat menghangatkan pandangan. Ibu
separuh baya itu mungkin umurnya sekitar 60 tahun dan sosok lelaki
muslim yang selalu menjaga pandangannya dan gerik tubuhnya dengan sopan.
Sungguh mereka menambah nyamanannya perjalanan. Awalnya kami cukup
merasa terhibur tapi tak lama kami lelah dan kami tidak banyak cara
untuk menikmati perjalanan ini karna lelah sudah menghampiri dan
mengharuskan kami untuk menutup mata karna pagi akan menyambut kami esok.
Ternyata sulit menjaga tidur di dalam kereta api, mungkin karna kami
ambil kelas ekonomi tempat duduknya tidak senyaman kelas bisnis
hehehehe. Tanpa alasan, kami memang harus tidur biarpun dalam keadaan
diluar kekampuan kami.
* * *
Kediri.. Mbak.. Mas... Kediriii....!!!
Yaaaa yaaa ya.... *"Koper weee koperr, barang-barang we jangan sampe ada yang tinggal yaa"* begitulah gopohnya saat tau kota yang dinanti sudah didepan mata. Sesungguhnya barang dan koper kami pun memberikan cobaan disaat kami akan sampai *beratt euyy* Alhamdulillahh, segera kami bergegas turun dengan keadan terpaksa sadar karna tidak ingin kelewatan kereta. Kami sampai pukul 05.30 pagi. Kami berjalan dengan mata setengah sayup berikut dengan topangan beban yang harus kami selesaikan hanya dengan sebulan *ciela*.
Yaaaa yaaa ya.... *"Koper weee koperr, barang-barang we jangan sampe ada yang tinggal yaa"* begitulah gopohnya saat tau kota yang dinanti sudah didepan mata. Sesungguhnya barang dan koper kami pun memberikan cobaan disaat kami akan sampai *beratt euyy* Alhamdulillahh, segera kami bergegas turun dengan keadan terpaksa sadar karna tidak ingin kelewatan kereta. Kami sampai pukul 05.30 pagi. Kami berjalan dengan mata setengah sayup berikut dengan topangan beban yang harus kami selesaikan hanya dengan sebulan *ciela*.
Jika sudah sampai di Kediri, kita tak perlu bingung karna banyak
angkutan yang akan membawa kita, ketika mereka tau kita akan ke Kampung
Inggris. Tempat itu tidak asing untuk mas mas becak disini. Dan khasnya
becaknya disini disponsori im3 makanya kuning gini nihhh
Becak khas Kediri |
Rasanya tidak ingin cepat sampai, karna mata ini belum
lelah menikmati subuh di kota Kediri, merasakan sejuknya udara tanpa
polusi seperti kota besar, berjalan tanpa kemacetan, memejamkan mata
menandakan keindahan akan datang tanpa kita harus melihat, karna kita
cukup untuk merasakan. Tak terasa "sudah sampai mbak..." Tidak sampai disini saja, untuk mencapai Kampung Inggris kami harus naik Angkutan Umum lagi, dan untungnya ada satu angkot yang tersisa. Beginilah kami ketika di dalam angkot dan tak sabar untuk sampai bumm...bummm
Let Chesssss!!! |
***
Sampaiiiiiii.......
Kami cukup tercengang ini Kampung Inggris kah?? Kenapa tidak
seperti kampung? *kami bertanya-tanya...* Sudah banyak orang beralu
lalang, sibuk menggayuh sepeda kesana kemari, ada yang memakai seragam
sekolah, ada yang ke kantor, ada yang sibuk berjualan sarapan, dan ada
yang menghafal di course2nya masing- masing pagi2 buta begini. Dikatakan
Kampung Inggris, konon katanya orang asli Pare disini ingin semua
penduduknya pinter berbahasa inggris, karna hal itulah banyak terdapat
course2 inggris yang menjanjikan dengan selogan mereka masing-masing.
Tidak berjauhan, bahkan bersebelahan. Sungguh banyak sekali... Tetapi
kami sudah punya pilihan, dan course kami tepat dibelakang kami berdiri
dan kami masih menunggu berharap ada sambutan dari kedatangan kami.
Ternyata oh ternyata kami diantar ke camp karna course akan dimulai
senin depan huffff. Bagaimana kami mau menghabiskan 3 hari lagi, tanpa
kami mengenal kota ini???
Kampung Inggris, Pare |
* * *
Akhirnyaa kami memutuskan untuk bermalam dan sedikit
menyicip liburan di Kota M-A-L-A-N-G. Asyiiikkkk!! Setidaknya kami
tidak berkurung di dalam camp selama 3 hari. Untuk mencapai kota Malang,
kami harus naik bus dengan biaya only 20k siss! Disini kami menopang
hidup dengan rek Dara, Lia, & Dian. Sejarahnya 3 arek-arek Malang
ini teman Desy, jadi yahh karna desy kenal ya kenal- kenalan dongg. Kan
jadi bisa numpang tidur, numpang makan juga boleh kata mereka *Lo!*
Wasyukurillah alhamdulillah lagi kami dipertemukan dengan wanita
sholehah baik hati nan jelita. Mereka bukan buatan-buatan. Mereka asli
baik bangedd!! Dengan jasa kebaikan, keikhlasan dan ketulusan 3 arek
maleng ini kami bisa menginjak 3 tempat WAH sekaligus dan tentunya
dengan kamar kossan yang nyaman *serasa tidur di Villa*
Check it out!
- Pertama! Tidak lain dan tidak bukan kami ingin berkenalan
dengan pusat kota Malang yaitu... Alun- alun Kota Malang karna
kedatangan kami sudah larut malam, kami diajak keliling Alun- alun kota
Malang dan kampus sejatinya anak Malang yaitu Brawijaya ga lupa juga
icip makanan cool kids arek malang dongg - Mie Setan hihi. Ga lupa foto dulu dong sama Arek- arek Malang
At Mie Setan
- Kedua, Pantai Ngliyep!! yaitu sebuah pantai di pesisir
selatan yang terletak di tepi Samudera Hindia tepatnya di Desa
Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo. Kalo kesini yakin deh ga pengen ke
bali lagi! *katanya sih* jatuh cinta, karna gak banyak penghuninya,
serasa pantai sendiri, ohmegod...
Tongsis buat selfie kita semakin eksisss
- Ketiga dan destinasi tempat terakhir huhu Puncak
Paralayang!! disininih tempat say good bye untuk kita kita yang bentar
lagi mau go dari Malang tempatnya romantisss kita bisa liat kota malang
dengan lampu yang bisa menghangatkan perjalanan, karna dingin banget
euyy
Puncak Paralayang
Mungkin saya akan menjadi orang selanjutnya yang akan jatuh cinta dengan Kota Malang. Ga terasa emang kalo jalan sama orang yang buat kita
nyaman, walaupun baru kenal 3 hari tapi kita bisa seru-seruan sampe
berjuang naik motor supaya cepat sampai ketempat tujuan dengan selamat
biarpun dalam keadaan hujan dan badai dan pastinya jacket tebal dari hasil
pinjaman dara hehehe. Big thanks sekali buat ukhti Dara, Lia & Dian yang
sudah memperkenalkan kota Malang dari pagi sampai senja menjemput malam.
Semua indah, semua bisa kami rasakan tentunya karna keikhlasan dan
kebaikan hati kalian. Semoga Allah SWT yang mampu membalas perjalanan
ini. Thnks for the short trip holidayyyy!!! \o/
* * *
Perjalanan kami belum selesai *huh* liburan di Malang
menjadi pengantar awal buat perjalanan kami kembali ke Pare, besoknya
kami langsung pesan tiket dan alhamdulilah tiba kembali di Pare.
Sesampai kami di Pare, kami juga masih sibuk membereskan barang karna
dapat kabar dari office kami harus pindah camp, tapi tidak dipisahkan,
hanya dipindahkan dan kami ber-4 masih dalam satu camp yeyeye. Hmph!
camp-nya cukup bagus, rapih, bersih, setidaknya tidak terlalu ramai
dibandingkan camp kami yang pertama, karna kami hanya tinggal dengan 6
orang dalam satu camp dibandingkan dengan camp sebelumnya 30 orang dalam
satu camp. So crowded! Syukurillah, kami mendapatkan camp dengan bapak
dan ibu camp yang cukup menaruh perhatian selama sebulan kami disini.
Mereka baik, tapi sedikit cerewet hehe.
* * *
Sebulan belajar di Pare awalnya sedikit menaruh rindu
dengan keadaan rumah dan tentunya orang tua yang membuat rindu semakin
memuncak. Tetapi, 2 minggu berlalu kami sudah mulai terbiasa dengan
jadwal dan kegiatan yang mulai subuh kami harus bergegas sudah hadir
sampai dengan tengah malam dan itu berarti pertanda kelas akan segera
berakhir. Brain wash - Vocab - Speaking - Pronoun - Grammar - Speaking
for Fun semua jadwal kelas yang kami jalanin tidak terlalu membosankan,
karna disini bukan hanya belajar, kami juga berkenalan dengan teman
seperjuangan *ciela* hampir dari Sabang - Marauke semua hadir melengkapi dan menutupi segala kejenuhan akan belajar. Mereka punya tujuan yang
sama dengan kami, mereka menyenangkan dan mereka mampu melupakan ketika
jenuh harus menghampiri tanpa permisi. Segala tawa, kejenuhan,
kepenatan, maupun rasa ngantuk yang harus kami bendung karna kami tak punya banyak
waktu disni sebulan akan terasa sangat cepat dan kami hanya ingin ada hasil ketika kami beranjak pergi
dari kota yang sudah membuat kesan diperjalanan kami. Sebulan memang
tidak terasa, bahkan kami tidak sempat menikmati kota ini dan tanggal 22
februari kami harus kembali berkemas melanjutkan perjalanan yang
mungkin belum selesai sampai disini.
Camp 7 Marvelous |
Selamat tinggal kota Pare...
Kota yang tlah mengajari ku akan sejuta pengalaman
Kota yang tlah mengajari ku akan sejuta pengalaman
Kota yang mempertemukan ku dengan rindangnya pepohonan
Kota yang mendewasakan ku akan kehidupan yang tak selamanya serba ada
Kota yang mendewasakan ku akan kehidupan yang tak selamanya serba ada
Kota yang mampu memecahkan segala keresahan
Kota yang menjemputku agar menemukan teman yang tak terpisahkan
Kota yang memaksa ku untuk menyimpan kerinduan
Kota yang memaksa ku untuk menyimpan kerinduan
Kota tempat ku meninggalkan segala asa menjadi rasa yang tak terlupakan
Cukup menyesakkan dada, ketika menyadari secepat inikah aku harus meninggalkan jejakku kembali dikota yang mampu menyesap perhatian ku. Bus yang kami tunggu sudah didepan mata dan mengharuskan kami bergegas untuk segera beranjak ke tempat selanjutnya. Melihat kota Pare semakin
jauh dari pandangan, berharap kelak kami mampu berkunjung kembali, tentunya denga kisah yang lebih manis lagi. See you soon, Pare...